Assalammu'alaikum,,,Irasshaimase,Wilujeng Sumping, Selamat datang ^_^
Tampilkan postingan dengan label Jepang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jepang. Tampilkan semua postingan

Minggu, 17 Oktober 2010

Resensi 浦島(うらしま) 太郎(たろう) ” URASHIMA TAROU :)


Dari banyak cerita anak -anak Jepang yang ada, ini adalah salah satu diantaranya. Beberapa dari cerita tersebut ada yang hampir sama dengan cerita anak atau dongeng daerah yang ada di Indonesia.

Pada kesempatan kali ini saya akan menuslikan kembali cerita anak – anak Jepang berjudul 浦島(うらしま) 太郎(たろう) ”.

Cerita ini berkisah tentang seorang anak lelaki benama Urashima Tarou yang mana pada suatu ketika tengah berjalan disisi pantai melihat sekelompok anak – anak yang berusia dibawahnya tengah mempermainkan kura – kura kecil. Urashima yang melihat kejadian tersebut merasa kasihan pada kura – kura tersebut , meminta pada anak – anak tersebut untuk segera melepaskannya kembali ke pantai. Tak dinyana ternyata mereka menolak dan menawarkan padanya untuk membeli kura - kura tersebut. Akhinya kura – kura tersebut ia beli setelah itu barulah dilepaskan ke pantai.

Selang beberapa hari setelah kejadian tersebut Urashima Tarou pun seperti biasa pergi ke pantai untuk memancing. Pada saat tengah menunggu umpan kailnya dimakan ikan terdengar suara yang memanggil namanya. Dicari – carinya asal suara tersebut , ternyata suara tersebut berasal dari suara kura – kura besar. Dengan agak keheranan Urashima berpaling pada kura - kura tersebut. Pada saat itulah sang kura memberi penghormatan dan memperkenalkan dirinya . Dia adalah kura – kura yang ia tolong beberapa hari yang lalu. Setelah telah menjelaskan hal tersebut , sebagai rasa terima kasih Dia mengajak Urashima pergi ke suatu tempat. Dengan memeluk punngungnya mereka memulai perjalanannya masuk ke dalam laut.

Setelah memakan beberapa waktu akhirnya sampailah mereka pada sebuah istana. mewah yang saking mewahnya membuat mata menjadi silau. Disana meerka disambut oleh segala jenis ikan seperti ikan kakap merah, gurita dan sebagainya. Putri pun tak luput menyambutnya dan menyilahkan Urashima untuk menikmati segala yang ada. Tanpa terasa hari demi hari telah terlewati. Hingga akhinya Urashima merasa bosan dan mulai teringat akan kedua orangtuannya . Saat keinginan untuk kembali ke ‘dunianya’ diutarakan pada Sang Putri, beliau selalu menghalang – halangi dengan cara mengalihkan pembicaraan pada hal lain hingga Urashima melupakan hal tersebut. Meski begitu pertanyaannya setiap hari akhinya membuat beliau menyerah dan mempersilahkan dirinya untuk pulang. Sebelum pulang beliau menghadiahkannya sebuah kotak. Kotak yang menurut Sang Putri tidak boleh dibuka.sampai kapan pun. Setelah itu Urashima diantar kembali pulang oleh kura - kura yang sempat ia tolong tersebut. Setiba di kampungnya Urashima tak mendapati orang yang ia kenal selama ini. Saat bertanya keberadaan orangtuanya orang yang ditanyai menjawab bahwa mereka sudah meninggal. Urashima yang merasa terkejut, bingung, sedih dan tak tahu harus berbuat apa, segera teringat akan kotak pemberian Sang Putri. Ia berharap semoga ada keajaiban tetapi ia melupakan pesan sebelumnya jika kotak tersebut tidak bolek dibuka. Seketika kotak dibuka. Maka segeralah semuanya berubah. Wajahnya menjadi keriput, rambut dan kumis pun tak luput dari warna putih. Tenyata kotak itu adalah kotak kehidupan, yang berisi usia Urashima selama ini.

Pesan moral yang tersirat bagi anak – anak adalah jangan lupa waktu, karena seringkali pada saat main lupa akan waktu ;).

Sumber : buku dongeng bahasa Jepang..tapi ga tau judulnya :D
Sumber foto : google.com (zonapencarian.blogspot.com)

Giri Dalam Kehidupan Masyarakat Jepang

Giri

Seperti yang kita ketahui sebelumnya jika pada pola pemikiran Jepang terdapat istilah Giri. Tentunya tidaklah mudah ketika kita coba untuk menerjemahkan serta mendefinisikan apa itu Giri, karena giri berbeda dengan owe dalam bahas Inggris. Jika kita lihat kembali ke belakang kita dapat mengambil kesimpulan bahwa giri pertama kali muncul pada masyarakat agricultural, masyarakat dengan system feodal.Meskipun system ini tidak lagi dipakai sejak lebih dari 120 tahun lebih tetapi pengaruh giri masih dapat kita rasakan dalam kehidupan masyarakat Jepang.

Secara garis besar giri didefinisikan sebagai salah satu cara pengembalian on yang terdiri atas serentetan beban kewajiban mulai dari rasa terima kasih atas perbuatan baik yang diterima dahulu hingga tugas balas dendam. Sedangkan dalam kamus bahas Jepang sendiri giri diterjemahkan sebagai jalan yang benar ; jalan yang seharusnya diikuti oleh manusia ; sesuatu yang dilakukan dengan penuh keengganan untuk memenuhi permintaan maaf terhadap dunia. Saat seseorang melakukan giri mungkin ia harus mengesampingkan rasa keadilan atau ninjounya. Sehingga orang sering berkata “ saya tidak dapat berbuat benar (gi) karena giri”. Dalam hal ini sudut pandang yang dipakai adalah sudut pandang orang tentang giri, yang secara tidak langsung menjadi aturan bersama yang tidak tertulis. Seseorang yang tidak melakukan giri dikatakan sebagai orang yang tidak tahu giri dan akan dipermalukan di depan umum.

Giri terbagi menjadi dua ,

1. Giri terhadap dunia , dan

2. Giri terhadap nama.

Giri terhadap dunia yaitu kewajiban seseorang untuk membayar on kepada sesamanya, umumnya hubungannya bersifat kontrak. Contoh : kewajiban terhadap keluarga mertua, kewajiban terhadap majikan / rekan sekerja (misal : tuan tanah atau sesama prajurit), kewajiban terhadap kerabat, kewajiban terhadap nenek moyang dll.

Giri terhadap nama sendiri adalah kewajiban untuk menjaga kebersihan serta reputasi seseorang dari fitnah. Contoh giri yang dilakukan sebagai kompensasi atas kebaikan yang diterima oleh jepang dari republic china setelah perang dunia ke II (kebenarannya masih dipertanyakan).

Giri pada masa sekarang

Giri pada saat ini yaitu pembayaran on dengan segala kemampuan terbaik meski dalam keadaan terburuk sekalipun.

1. Giri terhadap sesama

Pada ummumnya hampir sama dengan uraian sebelumnya, hanya saja penulis memperluas contoh giri disesuaikan dengan kondisi pada saat ini seperti : giri terhadap kolega / perusahaan dimana ia bekerja , teman atau orang yang bersentuhan dengan kehidupan seseorang, mertua , nenek moyang dll .

2. Giri terhadap nama

Contoh : giri menjaga baik nama baik secara pribadi maupun keluarga (dalam konteks keluarga dalam arti sebenarnya , perusahaan atau negara)

Kesimpulan

Giri merupakan salah satu cara pembayaran on (aturan secara tidak tertulis sebagai kewajiban yang memiliki batas waktu pembayaran)

Giri dibagi menjadi dua :

1. Giri terhadap dunia

2. Giri terhadap nama

Pada masa sekarang giri masih berlakudalam masyarakat. Beberapa Giri mengalami perluasan makna sedang ada juga yang mengalami penyempitan (jika dilihat dari hasil praktek di lapangan)

Daftar Pustaka :

Syafrudin, Niniek. Diktat Mata Kuliah Pola Pemikiran Jepang Program S1 Bahasa dan Sastra Jepang, Bandung 2004.

http:// www.google.com