Assalammu'alaikum,,,Irasshaimase,Wilujeng Sumping, Selamat datang ^_^

Rabu, 12 Januari 2011

Pragmatik Oh Pragmatik @@....

Gambar diambil dari kartikahidayati.blogspot.com

Hehehe kalau inget mata kuliah yang satu ini kadang suka bikin stress soalnya bukannya apa-apa  keingetan ma skripsi yang belom kelar-kelar hingga sekarang. Sebenarnya sangat menarik seh cuma karena ada kaitan dengan memory of skripsi jadinya ..ya gitu deh..hehe. :D
Hm cuma pengen share aja , kali ja ilmu yang seuprit ini bisa berguna untuk orang lain :) ... sebelumnya apa sahabat atau teman2 sekalian ada yang tau pragmatik itu apa?? atau jangan2 beloum pernah mendengarnya? hehe buat anak bahsa dan sastra pasti dah tau :) tapi untuk yang belum tahu maka saya akan paparkan mengenai pragmatik.

Pragmatik ini merupakan salah satu cabang ilmu dari linguistik (ilmu yang mempelajari tentang bahasa). Jadi induk dari ilmu ini adalah lingusitik. Linguistik ini terbagi atsa 2 yaitu linguistik murni dan terapan. linguistik terapan ini tentunya termasuk pragmatik, yaitu ilmu yang mempelajari mengenai tindak tutur. Boleh dibilang ilmu ini merupakan kajian baru dalam ilmu linguistik. Jika dalam linguistik murni kita belajar akan pengkajinn bahasa secara internal maka dalam pragmatik kita mengkaji unsur2 ektsernal yang terdapat dalam sebuah bahasa yang berlaku di suatu komunitas tertentu. Contoh : "bagus, teruskan saja menonton tivinya agar nilaimu bertambah bagus!" kalimat diatas bukan berarti bermaksa bagus dalam makna denotasi tapi itu merupakan kalimat sindiran terhadap misal : anaknya atau adiknya yang lupa belajar karena saking asiknya menonton tivi. Dengan kata lain dalam pragmatik kita mempelajari makna dibalik tindak tutur seseorang. 
Dalam prakteknya pragmatik tidak bisa dipisahkan dengan kajian sosipragmatik...waduh-waduh apalagi tuh??? Sosiopragmatik adalah ilmu yang mengkaji makna dibalik tuturan seseorang yang berlaku di dalam komunitas tertentu misal pemakaian kata "aing,abdi,urang" sebagai kata ganti orang pertama dalam bahasa sunda tentu saja pada pemakainannya tidak bisa disamaratakan. Seseorang yang lebih muda tidak bisa mengganti kata ganti diri dengan kata ganti "aing" saat ia berbicara dengan orang yang berada jauh usianya di atasnya.Tentu saja akan sangat tidak sopan jika ia berbicara pada orang dengan range dan status sosial yang berbeda misal : dosen.
Namun bisa jadi pemakaian kata ganti orang ini biasa digunakan saat seseorang berada dikomunitas tertentu misal: lingkungan preman/terminal dimana usia tidak menjadi perhatian dalam mengungkapkan kata ganti diri misal " aing isukan rek kaditu ! sia tong kamamana nya?" artinya besok saya akan kesana !, kamu jangan kemana-mana ya? " (bahasa sunda kasar) untuk daerah seperti halnya Bogor penggunaan kata ganti aing dan sia ini tidak dianggap sebagai bahasa kasar, melainkan bahasa akrab antar teman yang biasa digunakan sehari2. 
Berbeda jika kata ini digunakan di daerah Cianjur , atau Sukabumi maupun Bandung. *Sekedar intermezo menurut salah seorang teman saya yang kuliah disastra sunda beliau pernah bercerita mengapa bahasa sunda priangan (Bandung, Cianjur dsb) berbeda dengan Bogor dan Majalengka. hal ini dikarenakan pada jaman dulu dua kerajaan yang berada ditatar sunda dan tidak bisa ditaklukan adalah Bogor dan Majalengka. walhasil bahasanya pun berbeda. Sedangkan untuk wilayah periangan kerajaannya takluk oleh kerajaan jawa (saya lupa apa nama kerajaannya) hingga kemudaian bahasanya pun mengalami perubahan, terjadi akulturasi budaya..hingga dikenal undak unduk bahsa dalam bahas sunda priangan :)
*muuph kalo ada yang salah mohon dikoreksi saja , bagi yang sempat membacanya. maklum masih belajar :D hehe*

wallahu'alam bish showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar