source : google image.com |
Terdengar ambisius, ya? Dan seringkali yang kita baca atau dengar adalah kebalikannya, relationships are hard work. Tapi Corey Allan, dalam bukunya Simple Marriage punya teori bahwa relationships are easy.
Menurut Corey, menyisihkan waktu untuk seseorang atau melepaskan sesuatu yang kita sukai atau mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, bisa menimbulkan friksi dalam hidup - tapi sekali lagi, relationships are easy.
Mungkin apa yang dipercaya orang, bahwa hubungan membutuhkan kerja keras, sebenarnya berdasarkan kesulitan berinteraksi dan hidup dengan manusia yang nggak mature atau childish. Why would it be hard work to be in relationship with a mature, caring grown up?
Ada beberapa pembahasan:
Kenapa kita seringkali lebih 'baik' kepada orang tak dikenal dibanding pada orang-orang yang dekat?
Bukankah pernikahan dan hubungan seharusnya bisa mengurangi beban, dan bukannya menambah beban? Karena kalau menambah beban, kenapa orang mau memiliki hubungan atau menikah?
Kemungkinan besar masalahnya terletak pada kita seringkali fokus pada bagian yang nggak terlalu penting dalam hubungan dan kehilangan fokus pada hal yang penting. Atau kita lupa pada fakta bahwa pasangan kita adalah satu pribadi yang berbeda yang bisa membuat keputusan sendiri dan punya suara dalam hubungan.
Tapi fakta ini bukanlah hal yang buruk selama kamu pun bisa melakukan yang sama. And it also frees you both to choose each other – not feel like you’re stuck in a monotonous existence together.
Kenapa kita seringkali lebih 'baik' kepada orang tak dikenal dibanding pada orang-orang yang dekat?
Bukankah pernikahan dan hubungan seharusnya bisa mengurangi beban, dan bukannya menambah beban? Karena kalau menambah beban, kenapa orang mau memiliki hubungan atau menikah?
Kemungkinan besar masalahnya terletak pada kita seringkali fokus pada bagian yang nggak terlalu penting dalam hubungan dan kehilangan fokus pada hal yang penting. Atau kita lupa pada fakta bahwa pasangan kita adalah satu pribadi yang berbeda yang bisa membuat keputusan sendiri dan punya suara dalam hubungan.
Tapi fakta ini bukanlah hal yang buruk selama kamu pun bisa melakukan yang sama. And it also frees you both to choose each other – not feel like you’re stuck in a monotonous existence together.
Why relationships are easy:
Semuanya tergantung pada bagaimana kamu melihat apa yang terjadi dalam hubunganmu, terutama dengan pasangan.
Semuanya tergantung pada bagaimana kamu melihat apa yang terjadi dalam hubunganmu, terutama dengan pasangan.
Pertama dan yang terpenting, pernikahan seperti di-desain untuk membantumu menjadi dewasa. It's not about happiness. It's not about becoming more complete, berbeda dengan apa yang ingin the world and Hollywood would like you to believe. Marriage is about growing. Kebahagiaan akan mengikuti, tapi bukan gol utama.
Kedua: perkembanganmu - tanggung jawabmu; your spouse's - theirs. Saat kamu selalu mengingat hal ini, kamu akan menyadari kalau yang bisa kamu kontrol dalam hubungan adalah dirimu sendiri.
Seringkali pasangan yang meminta bantuan Corey untuk menyelamatkan hubungan atau pernikahan, mereka datang dan berpikir kalau hubungan mereka adalah sesuatu di luar diri mereka yang bisa di 'service' seperti mobil. Masalahnya adalah pemikiran tersebut salah - the relationship is working on them. Hubungan adalah mereka. Saat kamu menyadari ini dan hidup berdasarkan pemikiran tersebut, relationships are easy.
Kedua: perkembanganmu - tanggung jawabmu; your spouse's - theirs. Saat kamu selalu mengingat hal ini, kamu akan menyadari kalau yang bisa kamu kontrol dalam hubungan adalah dirimu sendiri.
Seringkali pasangan yang meminta bantuan Corey untuk menyelamatkan hubungan atau pernikahan, mereka datang dan berpikir kalau hubungan mereka adalah sesuatu di luar diri mereka yang bisa di 'service' seperti mobil. Masalahnya adalah pemikiran tersebut salah - the relationship is working on them. Hubungan adalah mereka. Saat kamu menyadari ini dan hidup berdasarkan pemikiran tersebut, relationships are easy.
Here’s how.
- Seberapa sering kelakuan atau sikap pasangan membuatmu kesal? Atau seberapa sering diskusi dan perbedaan pendapat menjadi pertengkaran? Cara terbaik untuk mengatasi ini bisa ditemukan dalam perkataan: Daripada berusaha untuk mengarahkan angin, lebih baik mengarahkan layar.
- Fokus pada apa yang bisa kamu kontrol - and this begins and ends with you! Memudahkan hal sulit dalam hidup sehingga bisa lebih menikmati sisi baiknya. Pemikiran tersebut bisa diaplikasikan pada hubungan. Dan dimulai dengan slowing down.
Apakah kamu kesulitan mengingat nama saat berkenalan dengan orang baru? Do you know why? Kebanyakan karena kamu terlalu sibuk bicara atau berpikir untuk mengatakan apa sehingga kamu nggak mendengar nama mereka. Hal ini juga sering terjadi dalam obrolan biasa. Kamu sibuk atau lagi memikirkan sesuatu dan kehilangan momen dengan pasangan, anak, atau teman. - Slow down. Biarkan ada kekosongan dalam obrolan sehingga kamu bisa punya waktu untuk berpikir dan merespon. Obrolan nggak harus terus bersambung tanpa henti. Breathe. Listen. Breathe. Connect.
Hal ini akan membuka diri kalian kepada satu sama lain. Salah satu yang juga bisa diterapkan adalah: “Smile, breathe, and go slowly.”
Coba pikirkan betapa segalanya akan lebih baik, jika kamu bisa menjalankan ini dalam hubunganmu?
wah... mantap
BalasHapusdalam menjalin hubungan memang harusnya saling melengkapi dan saling berbagi.
kemarin habis singgah juga k postingan bloofers lainnya. cukup menarik juga. bicara soal hubungan. Memang tidak mudah. dan tentu akan selalu ada kerikil di jalan.
tapi ketika telah menjalin hubungan dengan tulus. tentu kerikil bukanlah masalah...
sip deh.. postingannya...
dapat tambahan bacaan lagi...
Relationship dan friendship berhubungan dekat teh, yang penting “Smile, breathe, and go slowly.” ngomong tadi baca ada merrieg nya tu, kapan cetak undangannya teh hehe
BalasHapussalam persohiblogan ^_^