Life is a long journey, always a lot of stories that we can share...
Minggu, 02 Februari 2020
Bismillah, finally after 7 years bisa menulis kembali itu sesuatu bangeeuuutt ðŸ¤.
Pemanasan dulu sebelum belajar nulis. Ok. Diawali dengan sebuah renungan , tepatnya percakapan antara saya dengan teman saya membuat saya tercenung. Jadi begini kemarin tanpa sengaja teman curhat tentang rasa sedihnya. Yah, dia bersedih karena Belum mampu membaca Al Qur'an. Sedangkan ia ingin sekali mengirimkan doa-doa bagi ayahnya tercinta Yang wafat hampir 100 lalu. Sambil matanya berkaca-kaca , ia mmenceritakan...betapa menyesalnya ia, karena dulu bandel. Tak mau belajar mengaji, kini saat sudah menjadi orangtua terasa olehnya begitu tak muudahnya. Terpikir olehnya jika suatu saat wafat, siapa yg akan mendoakan ya? Jika anak-anaknya tak mampu mebaca Al Quran...
Sesaat, saya terdiam mendengar ceritanya. Seperti sebuah tamparan! How bout me? Alhamdulillah Allah beri saya kemampuan membaca meski belum tartil, sudahkah saya menjadi anak sholehahnya bagi kedua orangtua saya? SBakti apa yg sudah saya lakukan pada keduanya saat keduanya sudah terlebih dahulu dipanggil oleh-Nya. Astagfirullah...rabbigfirli wali wali dayya warhamhumma kama rabbayani shagira...ya Allah ampunilah dosaku, juga dosa kedua orangtua, sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku semenjak aku kecil.
Teringat ceramah Aa Gym , doakan orangtua kita minimal 50 Kali selepas sholat. 50 kali saja rasanya belum cukup membalas segala kebaikan mereka...Semoga Allah senantiasa memudahkan kita untuk selalu berbaki pada orangtua kita. Semampu kita, minimal mendoakan mereka dengan bilangan minimal...wallahu'alam bish showab
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar