Pagi ini aku berharap ,melihat senyum, tetapi tak
kudapatkan, mungkin engkau lelah karena bangun lebih pagi dariku.
Pagi ini aku berharap engkau menyapa dengan manis, tetapi
engkau sibuk harus menyiapkan bekalku dan saudaraku.
Berangkat sekolah, aku berharap engkau menyemangatiku, tapi
aku maklum karena engkau juga buru-buru ke tempat kerjamu.
Di sekolah, aku melihat barisan angka-angka yang
membosankan, aku membayangkan alangkah asyiknya jika engkau menjadi guruku.
Siang tiba, setumpuk PR sudah diberi guru, aku membayangkan
nanti malam akan kukerjakan bersamamu.
Tibalah aku di rumah, sepertinya ada yang menyambutku, oooh
ternyata hanya suaramu di pikiranku.
Saat aku makan siangku menunggu teleponmu atau aku saja
yang menghubungi ya, ah aku takut mengganggu pekerjaanmu.
Sore pun tiba, aku bermain bersama teman-teman, permainanku
seru sekali, semoga nanti malam dapat kuceritakan padamu.
Waahhhh, ternyata sekarang lompatanku lebih tinggi dan
lariku pun lebih cepat, seandainya engkau ada melihatku.
Tibalah saatnya aku mandi, aku tidak sabar lagi bertemu
denganmu, kan kuceritakan hari ini padamu agar engkau bangga padaku.
Seusai mandi aku diberi tahu kalau engkau akan pulang
terlambat, tak apalah akan kukerjakan dulu PR-ku.
Akhirnya, engkau pulang, aku menyambutmu, tetapi engkau katakan engkau lelah, baiklah masih ada waktu.
PR-ku sudah selesai, engkau juga sudah selesai mandi, aku
berharap masih ada sisa tenaga darimu untuk bermain denganku.
Namun, tampaknya tenagamu tidak cukup dan engkau mmilih
BBM-an dengan teman-temanmu, tidak apa mungkin itu penting bagimu.
Saatnya tidur, aku berharap ada cerita untukku dan kecupan
di kening, tetapi engkau hanya mematikan
lampu untukku.
Aku hampir menangis, berdoa pada Tuhan AGAR DAPAT MEMBELI
WAKTUMU, AGAR DAPAT MEMBELI PERHATIANMU.
Malam ini berlalu dan pagi pun tiba, tiada yang berubah
semua masih sama, semoga ada sedikit keajaiban untukku.
Ayah, ibu, aku sangat mencintaimu, aku siap menghiburmu jika
semua acara TV membosankan untukmu.
Ayah, ibu , sekarang di kelas ada pelajaran menulis cerita,
aku akan menulis kisahku, semoga suatu hari engkau membacanya .
Tertanda anakmu,
#Taken From : Anak Juga Manusia penulis Angga Setyawan
penerbit Noura Books#
Tercenung dan berkaca-kaca setelah membaca tulisan ini, sambil menatap
Hiro yang sedang tidur, kubisikkan di telinganya “Nak doakan bunda dan ayah
agar bisa menjadi sebaik-baik orangtua yang shaleh/ah….agar saat kelak ketika
diminta pertanggung jawaban di hadapan-Nya kami bisa mempertanggungjawabkannya
dan jadilah engkau anak yang shaleh yang bermanfaat bagi orang lain dan rahmat
bagi seluruh alam…aamiin “
Tidak ada komentar:
Posting Komentar